Lupa di mana meletakkan sesuatu, lupa nama seseorang, lupa mematikan kompor setelah memasak. Mungkin ini hanya sebagian dari 'daftar' lupa yang kerap menghinggapi para lansia. Banyak orang beranggapan bahwa pikun (demensia) merupakan bagian dari proses menua, sehingga wajar dialami oleh orang usia lanjut. Namun sebenarnya tidak semua usia lanjut akan mengalami demensia, dan demensia biasanya menjadi semakin parah karena seringkali tidak terdeteksi sehingga terlambat ditangani.
Lupa di mana meletakkan sesuatu, lupa nama seseorang, lupa mematikan kompor setelah memasak. Mungkin ini hanya sebagian dari 'daftar' lupa yang kerap menghinggapi para lansia. Banyak orang beranggapan bahwa pikun (demensia) merupakan bagian dari proses menua, sehingga wajar dialami oleh orang usia lanjut. Namun sebenarnya tidak semua usia lanjut akan mengalami demensia, dan demensia biasanya menjadi semakin parah karena seringkali tidak terdeteksi sehingga terlambat ditangani.
Bila dibiarkan, demensia dapat menyebabkan seseorang tergantung pada orang lain, kehilangan saat berharga dengan keluarga, dan bila disertai dengan gangguan perilaku dapat meningkatkan stres bagi keluarga maupun orang yang merawatnya. Belum lagi tingginya biaya perawatan yang harus dikeluarkan untuk merawat lansia yang mengalami demensia.
Gejala demensia biasanya memang tidak disadari oleh individu bersangkutan, justru orang-orang di sekitarnya yang kerap terganggu karena sifat pelupa tersebut. Tredapat beberapa gejala demensia yang sebaiknya Anda waspadai, yaitu :
- sering lupa nama, nomor telepon, tugas, dan tidak dapat mengingatnya kembali.
- sulit merencanakan dan menyelesaikan tugas harian. Misalnya seringkali lupa mematikan kompor seusai memasak.
- lupa kata-kata sederhana atau menggunakan kata secara tidak tepat sehingga sulit dimengerti.
- tersesat di lingkungan sendiri, tidak ingat jalan pulang dan tidak mengenali lokasi tempatnya berada.
- berpakaian tidak sesuai dengan lingkungan.
- sulit menghitung, lupa kegunaan dan sulit berpikir abstrak.
- meletakan barang di tempat yang tidak sesuai, misalnya kacamata di lemari pendingin atau meletakan kunci di tempat gula.
- sering berubah suasana hati dengan cepat tanpa sebab.
- mengalami peubahan kepribadian, misalnya mudah curiga, takut dan bingung.
- kehilangan inisiatif untuk beraktifitas, lebih suka tidur berlama-lama atau menonton televisi.
Jika sudah terlihat gejala-gejala di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter agar kondisi tersebut tidak semakin parah. Demensia dapat dihambat perkembangannya denang obat ya nag akan diberikan setelah dilakukan pemeriksaan secara seksama.
Selain itu, sebenarnya ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi demensia yaitu melakukan aktivitas harian seoptimal mungkin. Dengan cara membiasakan diri melakukan pekerjaan secara teratur dan berurutan, serta melakukan aktivitas yang bersifat rekreasi dan memacu kerja otak atau kreativitas seperti membaca, bermain catur atau puzzle, berkumpul bersama teman, mendengarkan musik, dan lain-lain.
Merawat penderita demensia
Karena berbagai gangguan intelektual dan gangguan fungsi eksekutif, penderita demensia kerap mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari maupun dalam melakukan perencanaan dan keputusan. Dalam kondisi ini, orang yang merawat memiliki peran sangat penting agar lansia merasa nyaman dan aman, tercukupi semua kebutuhannya, serta mendapatkan perhatian dan kasih sayang.
Agar kondisi penderita demensia dapat membaik, orang yang merawat harus memiliki sikap empati, sabar dan hangat pada pasien berusaha mengerti penyebab dan arti dibalik perilaku pasien, dapat beradaptasi dan mau toleransi, mengusahakan secara realistik keinginan pasien, mengikuti jadwal rutin pasien, menghargai pasien sebagai pribadi yang memiliki emosi dan perasaan, tidak malu atau menyembunyikan keadaan penyakit pasien, dan memiliki kemampuan mengekspresikan diri, kreatif, serta punya kemauan memecahkan masalah dan merasa puas dalam merawat penderita demensia.
Merawat penderita demensia bukanlah pekerjaan mudah, sebab tidak hanya memerlukan pengetahuan dan keterampilan, namun juga harus memiliki kemauan, pengabdian dan kesabaran. Selain harus menghadapi masalah praktis perawatan, orang yang merawat kadang kala juga harus menghadapi beban emosional yang cukup berat saat harus merawat penderita demensia yang mengalami problem perilaku maupun depresi.
COMMENTS