Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang penting saat ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan TB sebagai ’global emergency’. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB dan jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia Tenggara, yaitu 33%. Apabila dilihat dari jumlah penduduk, yaitu 182 kasus per 100.000 penduduk, jumlahnya masih lebih kecil daripada di Afrika, yaitu 350 kasus per 100.000 penduduk. Prevalensi HIV yang cukup tinggi dapat mengakibatkan peningkatan cepat kasus TB yang muncul. Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Cina untuk jumlah kasus TB. TB adalah pembunuh nomor satu di Indonesia diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh usia.
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang penting saat ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan TB sebagai ’global emergency’. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB dan jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia Tenggara, yaitu 33%. Apabila dilihat dari jumlah penduduk, yaitu 182 kasus per 100.000 penduduk, jumlahnya masih lebih kecil daripada di Afrika, yaitu 350 kasus per 100.000 penduduk. Prevalensi HIV yang cukup tinggi dapat mengakibatkan peningkatan cepat kasus TB yang muncul. Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Cina untuk jumlah kasus TB. TB adalah pembunuh nomor satu di Indonesia diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh usia.
Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium complex. Bakteri ini berbentuk batang, lurus atau sedikit melengkung, tidak berkapsul, dan tidak berspora. Dinding bakteri ini sangat kompleks, mengandung lapisan lemak cukup tinggi yang menyebabkannya bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-alkohol.
Gejala
Gejala tuberkulosis dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
gejala lokal. Bila organ yang terkena adalah paru, maka gejala lokal adalah gejala pernapasan, diantaranya adalah: batuk lebih dari atau selama dua minggu, batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala ini bervariasi menurut luasnya kelainan dalam paru. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, mungkin tidak ada gejala batuk.
gejala sistemik, diantaranya adalah demam, kelelahan umum, keringat malam, anoreksia, dan berat badan menurun.
Tuberkulosis dapat menyerang organ lain di luar paru. Ini terjadi bila kondisi daya tahan tubuh penderita sangat lemah, seperti pada anak, penderita malnutrisi, dan penderita AIDS. Gejala tuberkulosis ekstraparu tergantung organ yang terlibat, misalnya:
pembesaran kelenjar getah bening yang lambat dan tidak nyeri pada limfadenitis tuberkulosis
gejala meningitis (demam, kaku kuduk, nyeri kepala, penurunan kesadaran) pada meningitis tuberkulosa
sesak napas dan kadang nyeri pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan pada pleuritis tuberkulosis.
Pemeriksaan
Seorang penderita TB akan menjalani pemeriksaan yang rutin untuk mengetahui secara pasti keberadaan kuman TB dan kemampuannya dalam merusak jaringan paru yang terkena. Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya adalah:
Pemeriksaan dahak
Pemeriksaan radiologi (foto thorax)
Pemeriksaan penunjang (analisa cairan pleura, pemeriksaan histologi jaringan, pemeriksaan darah, dan uji tuberkulin)
Pengobatan
Pengobatan TB dibagi menjadi dua fase, yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Obat yang dipakai:
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
INH, Rifampisin, Pyrazinamid, Streptomisin, Etambutol
Jenis obat tambahan (lini 2) yang digunakan adalah:
Kanamisisn, Amikasin, Kuinolon, Makrolid, Amoksisilin + Asam Klavulanat.
Kemasan pengobatan ini ada dua macam. Pada kemasan obat tunggal, obat disajikan secara terpisah, masing-masing INH, Rifampisin, Pyrazinamid, dan Etambutol. Pada kemasan obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination) dalam satu tablet terdapat 3 atau 4 macam obat.
Pengembangan pengobatan TB paru yang efektif merupakan hal yeng penting untuk menyembuhkan pasien dan mencegah MDR TB (Multi Drug Resistance Tuberculosis). Jumlah obat yang sangat banyak dalam sekali minum dan masa pengobatan yang lama menyebabkan motivasi penderita TB untuk minum obat berkurang. Untuk itu diberlakukan program DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) dimana setiap penderita memiliki seorang Pengawas Minum Obat (PMO). PMO ini diutamakan adalah petugas kesehatan, namun juga boleh digantikan oleh warga desa yang disegani atau tetangga atau suami/istri/anak/orang tua penderita. PMO akan menjamin keteraturan penderita minum obat dan mengingatkan jadwal penderita untuk kontrol kepada petugas kesehatan.
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul sebelum masa pengobatan atau dalam masa pengobatan atau setelah masa pengobatan adalah:
Batuk darah
Pneumotoraks
Gagal napas
Gagal jantung
Efusi pleura
Luluh paru
COMMENTS